TANGERANG | BHAYANGKARA MERDEKA
Sudah puluhan tahun jalan jalan di Perumahan Dasana Indah Kel. Bojong Nangka, Kec. Kelapa Dua, Kab. Tangerang beralih fungsi jadi saluran air saat musim hujan tiba alias tergenang air/ banjir. Solusi yang paling sering adalah meninggikan jalan dibandingkan pembenahan saluran air akibatnya hanya memindahkan air ke rumah kanan kirinya. Akhirnya hampir semua rumah meninggikan lantai, beberapa rumah pasrah terendam banjir karena kesulitan dana untuk meninggikan lantai rumahnya agar tidak lebih rendah atau sejajar dengan jalan.
Permasalahan banjir ini sudah beberapa kali disampaikan ke pihak Kelurahan Bojong Nangka dan pihak Kecamatan pun mengetahui permasalahan jalan banjir tersebut.
Wilayah yang sering terkena banjir yaitu wilayah RW.014, 15 dan 16 termasuk jalan utama perumahan yang selalu tergenang air saat hujan.
Pada acara Gathering Forum RW di Cipanas tahun 2019 yang dihadiri 35 RW beserta Lurah Bonang dan Camat Kelapa Dua, dalam acara tersebut semua Ketua RW sepakat membuat blue print pembangunan di Bonang dengan penanganan banjir prioritas utama.
Dalam pertemuan tersebut dibahas penyebab dan solusi permasalahan banjir, diantara penyebabnya adalah adanya saluran air botle neck dan pendangkalan di pasar dan diperparah dengan kabel kabel PLN yang melintang disaluran air. Adapun salah satu solusi yang diajukan peserta gathering Forum RW tersebut adalah pendalaman sungai dipasar dan pembuatan sodetan saluran dengan posisi miring dari pasar ke anak sungai sabi depan ceria mart.
Sebenarnya beberapa tahun lalu telah diadakan pendalaman anak sungai sabi namun karena arus sungai dari saluran apotik dewi sangat deras sehingga air dari pasar yang tekanan arusnya lebih rendah mengakibatkan air tidak jalan. Apalagi saat ini saluran dari apotik dewi diperlebar akan menambah deras airnya yg mengarah ke anak sungai sabi. Itulah sebabnya sodetan miring sangat diperlukan agar air dari pasar ikut terbawa.
Untuk membuat sodetan tersebut menurut ketua RW 015 Bpk. Tato dan ketua RW 016 Bpk. Nugraha kendalanya clasic yaitu tidak adanya anggaran.
"Diperlukan aspirasi dewan untuk membantu pembiayaanya, atau ajuan di musrembang meminta porsi anggaran yang lebih besar untuk mengatasi banjir," ungkap kedua Ketua RW tersebut ketika berbicara dengan Wartawan Bhayangkara Merdeka, Senin (22/11/2021).
"Semoga ada dewan yang berminat untuk membantu warga bojong nangka dan pak lurah memperjuangkan dana desanya ke penanganan banjir," harapnya.
Lebih lanjut Kedua Ketua RW mengungkapkan,"Sedangkan untuk mengatasi banjir dijalan utama warga mengusulkan adanya program saluran uditisasi atau pembuatan kolam serapan. Pengerukan saluran air pernah dilakukan namun kurang efektif," ungkapnya.
"Uditisasi boleh dilakukan asal lebih tinggi dari saluran didepan alfitian agar arus air tidak bebalik kedalam. Untuk pembuatan resapan air warga siap gotong royong pendanaanya tinggal dibentuk panitianya," ucap Salah Satu Warga di Perumahan Tersebut.
(Agus .S/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar