JAKARTA.Bhayangkaramerdeka.co.id – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Polisi Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada 2021 mendatang. Jelang masa pensiun Kapolri, sudah mencuat sejumlah nama menjadi pengganti orang nomor 1 di Kepolisian tersebut. Ada delapan nama yang disebut-sebut masuk sebagai calon kuat dalam bursa calon Kapolri.
Kedelapan nama itu terdiri
dari lima Jenderal bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen), dan
tiga Kenderal bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen). Kedelapan
nama ini mulai dari lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988 A hingga
lulusan tahun 1991.
Namun nama-nama yang beredar saat ini
belum dikeluarkan secara resmi oleh Presiden Jokowi sebagai pemilik
kewenangan mencalonkan nama Kapolri yang nantinya hanya satu nama
yang akan diusulkan ke DPR RI.
Menanggapi hal tersebut, Irjen
Pol (purn) Drs. H. Eddy Kusuma Wijaya, S H, M H, mantan Anggota DPR
RI Komisi III dari Fraksi PDIP periode 2014 – 2019, yang saat ini
menjadi Ketua Umum Forum Bhayangkara Indonesia ( FBI ).
Menurutnya,
menjadi seorang Kapolri tentunya harus melalui syarat-syarat yang
sudah ditentukan, diantaranya berbintang 3. Meskipun Jendral
berbintang 3 masih banyak di Kepolisian tentunya tidak semua yang
bisa masuk kandidat Kapolri yang akan datang.
" Tapi
karena ada persyaratan kepangkatan, usia pensiun, senioritas,
profesionalisme, tentunya tidak semua yang bisa masuk menjadi
kandidat calon Kapolri yang akan datang,” kata Irjen Pol (purn)
Eddy Kusuma Wijaya, kepada awak media di Kantor sekretariat DPP FBI,
Jl. Bekasi Barat Raya No 21 Jakarta Timur.
Eddy melihat dari
beberapa calon Kapolri yang akan datang antara lain dari segi
kepangkatan yakni:
1. Komjen Pol Agus Andrianto Akpol 98 yang
sekarang menjabat Kabarkam.
2. Komjen Rycko Akpol 88 yang sekarang
menjabat Kabid.
3. Komjen Boy Rafli Amar Akpol 88 yang sekarang
menjabat Kepala BNPT.
4. Komjen Listyo Sigit Akpol 91 yang
sekarang menjabat Kabareskrim. Dari segi pengalaman masih junior.
5.
Komjen Pol Gatot Eddy Pramono Akpol 88 yang sekarang menjabat
Wakapolri.
6. Komjen Heru Winarko Akpol 85 yang sekarang menjabat
sebagai Kepala BNN.
7. Komjen Pol Arief Sulistyanto Akpol 87 yang
sekarang menjabat Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Kalemdiklat)
Mabes Polri dan meninggalkan posisi Kabareskrim Polri.
Sementara
kandidat berbintang 2 ada beberapa nama, yaitu :
8. Irjen Pol Nana
Sudjana Akpol 88 yang sekarang menjabat Kapolda Metro Jaya.
9.
Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Lulusan Sepamilsuk Polri 1989
berpengalaman dalam bidang intel.
10. Kapolda Jatim Irjen Pol
Fadil Imran Akpol 91.
Menurut Eddy, dari nama-nama yang muncul
ini ada lima nama yang secara kepangkatan dan jabatan yang memenuhi
syarat. Namun, perlu diperhatikan menjadi seorang Kapolri tentunya
harus dilihat secara menyeluruh dengan segala pengalaman dan
senioritas nya.
" Tidak bisa dilihat dari jabatan saja
tetapi lebih kepada memahami secara keseluruhan terkait kinerja Polri
dibeberapa funsi kepolisian ,Selain senior dan harus mempunyai
kualitas, integritas, kredibilitas, dan mempunyai rekam jejak yang
baik selama tugas nya di kepolisian. Ini sangat penting dalam
penegakan hukum kedepan karna sangat berpengaruh untuk institusi
polri kedepan,” kata Mantan Jendral bintang dua itu.
Ungkap
Eddy, Komjen Pol Boy Rafli sangat berpotensi menjadi calon Kapolri.
Disamping senior usia nya masih muda n masih cukup lama bisa
mengabdi di kepolisian.
" Dari rekam jejak kinerja Boy
Rafli ini patut di apresiasi. Salah satu yang pernah ditangani dalam
tugasnya sebagai anggotaDensus Polri yakni menangani kasus Bom Bali
dengan para pelakunya Amrozi, Imam S, Muklas, Ali Imron, Doktor
Azhari ,Nurdin M Top dan ustadz Abubakar ba’sir,ketua pesantren
Ngeruki Solo yang dulu membaiat orang-orang atau pelaku-pelaku Bom
Bali . Jadi banyak jabatan dan kinerja yang sudah dituntaskan oleh
Komjen Boy Rafli," ungkapnya.
Eddy juga menyebutkan,
Kredibilitas Komjen Pol. Boy Rafli, memulai karier profesi nya di
Polri sebagai Reserse Polri mulai dari pangkat Pama s.d pangkat
Jendral Polisi. Kasus yang di tangani cukup banyak, kasus yang
menonjol di tangani antara lain kasus bom dan terorisme. Mulai dari
kasus Bom Bali dan kasus Bom-bom lain nya. Dia juga ikut menangani
masalah sparatis di beberapa daerah di Indonesia dan kasus kriminal
besar lain nya, karena beliau lama pengalaman di Densus 88.
"
Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Daerah, Staf dan Fungsi-fungsi
Kepolisian lain nya, memenuhi syarat kepangkatan dan jabatan di
Polri. Kredibilitas nya sangat baik di segi mental dan moral serta
tidak perlu di ragukan lagi. Yang lebih penting dan utama setia pada
Negara dan Pimpinan nya, hal ini sangat penting di dalam Presiden
menunjuk seorang pembantu nya di samping Profesionalisme,"
terangnya.
" Dalam menangani kasus Bom Bali dan
terorisme di Indonesia, beliau ikut terlibat menangkap para pelaku
Bom Bali karena lama bertugas di Densus 88, seperti : Ali Imron,
Muchlas, Imam Samudra, Amrozi, Nurdin M top, DR Azari dan sampai pada
Ustad Abubakar Basyir," tutupnya.
Eddy berharap,
Presiden Jokowi bisa memilih calon Kapolri dari Jendral Polisi yang
terbaik, jangan sampai ada opini publik bahwa yang dipilih karena
dekat.
Sebagai ketua Umum Forum Bhayangkara Indonesia ( FBI )
Eddy optimis dalam mendukung kinerja pemerintah terutama di bidang
pemberantasan korupsi sebagaimana PP 43 tahun 2018 n membantu polri
dalam mewujudkan KAMTIBMAS yang menjadi tujuan dan harapan kita di
FBI ini,bahwa negara kita bisa terbebas dari korupsi ,tertib serta
aman,kemudian rakyat nya sejahtera.
(Khoer_Azis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar