TANGERANG | BHAYANGKARA MERDEKA
Pada saat pandemi Covid-19 banyak membuat ambruk usaha kecil. Khususnya mereka yang menggantungkan hidup sebagai Pedagang Kaki Lima namun pedagang kaki 5lma tidak putus asa terus berusaha dan menjaga dari covid yang di anjurkan dari pihak pemerintahan selalu menjaga covid 19(PKL).
Namun Chantika penjual wedang jahe yang terletak di Jl. Veteran Pas Gapura Pos Dua Rt 01/09 Desa Rancagong Kec.Legok Kab.Tangerang.
Memulai awal usaha Angkringan"SS" Raos Pisan "sampai saat ini tetap setia jualan dan bertahan demi memberikan pelayanan kepada konsumen pencinta minuman wedang jahe dengan minum wedang jahe merah sebagai pengantar makan malam bagi warga di sekitarnya. Dan pkl ttp melakukan kesehatan selalu menggunakan masker dan selalu cuci tangan yang bersih.
"Memang apa hendak dikata para pedagang saat ini
semuanya merasakan dampak wabah covid-19 yang mematikan ini, termasuk saya," tutur chantika saat diwawancarai oleh salah satu awak media di lapak dagangannya, Selasa (28/12/2021).
Minuman tradisional “Wedang Jahe” ini, ujar Chantika dikenal sebagai minuman khas tradisional rempah.
Wédang jahe adalah hidangan minuman sari jahe tradisional dari daerah jawa tengah di yogyakarta dan jawa timur, yang umumnya disajikan hangat atau panas.
Bahan bakunya sederhana saja, antara lain jahe merah digeprek, disatukan dengan daun pandan dan direbus dengan air secukupnya sesuai banyaknya bahan baku jahe yang direbus, lalu biarkan sampai airnya mendidih. Setelah itu baru disajikan di gelas ditambah susu serta madu sebagai pemanis.
Usaha minuman wedang jahe ini dijalani di masa covid - 19 saat ini dengan modal awal pas-pasan dengan niat dan tekad mau usaha, akhirnya membeli gerobak angkringan, kompor gas satu tungku, dandang ukuran 30 Cm, setengah lusin gelas, sendok, tutup gelas, setengah lusin piring plastik, lampu pijar 3 buah, kabel 20 meter dan kebutuhan listrik untuk penerangan ketika berjualan.
Sejak awal jualan satu bulan ini Chantika mengaku hatinya was-was dan mengalami pasang surut, itulah risiko pedagang yang harus dihadapi dengan sabar dan ulet.
Chantika memberikan nama Angkringan "SS" Singkatan S Pertama : Sunda dan S Kedua adalah Sulawesi.
Mulai berjualan dari pukul 18.30 - 2.00 pagi hari WIB. Di masa pandemi Covid-19 Chantika menjual menu di Angkringan"SS" dengan macam varian diantaranya :
1.Satu gelas wedang jahe Rp 6000.
2.Nasi Kucing Usus Rp 4000.
3.Nasi Kucing Teri Rp 4000.
4.Sate Ati dan Ampela Rp 3000.
5.Sate Usus Rp 2000.
6.Sate Kikil Rp 2000.
7.Telor Puyuh Satu Tusuknya Rp 3000.
8.Tempe Satu Tusuk Rp 2000.
9.Tahu Satu Tusuk Rp 2000.dengan harga setandar
"Untuk mempertahankan “dapur ngebul” saya tetap bertahan jualan, meskipun suka sepi pembeli," lanjut chantika.
"Lumayan buat buat beli beras, pokoknya keluarga tidak kelaparan, gimana caranya kita bisa bertahan hidup dengan belajar usaha dari nol agar lebih mandiri dan membuka peluang usaha untuk kedepannya lebih maju dan sukses lagi.
Dalam kesempatan yang sama di Angkringan "SS" kedatangan Ketua Umum SEKBER INDEPENDEN Persatuan Wartawan dan LSM H.Ras Hamdhani.SH, memberikan suport juga kepada pemilik Angkringan"SS, bahwa minuman wedang jahe ini memiliki khasiat tahan masuk angin, bila diminum tubuh terasa hangat dan menyegarkan ketika bangun tidur di pagi hari.
Pada saat ini kita harus menerapkan strategi dan inovasi di Tengah Pandemi Covid-19, kita yakin dan optimis selalu ada peluang di setiap keadaan.
Saat ini aturan pandemi Covid-19 masih berlangsung. Tetapi hidup harus terus berlanjut penuh semangat, kini yang penting bagi kita ialah ‘berburu dan terus berusaha melihat peluang-peluang di sekitar kita.
Jangan lupa kita harus tetap sehat dengan memperhatikan Prokes yang ada.
Lakukan hal-hal yang paling mungkin dilakukan, walau hal itu bersifat remeh-temeh, kecil dan kelihatannya seperti tak berarti.
Namun jika semua itu dikerjakan dengan fokus, semangat, sepenuh hati akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
(Iwan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar