JAKARTA.Bhayangkaramerdeka.co.id - Collin Marvel Junus, salah satu Pelajar Indonesia kelas 11 di Jakarta Intercultural School (JIS) menjadi wakil Indonesia dalam babak final International Blockchain Olympiad (IBCOL) 2021 yang digelar di Bangladesh.
Olimpiade Blockchain Internasional
(IBCOL) adalah kompetisi global tahunan sebagai solusi untuk masalah
dunia nyata dengan teknologi blockchain.
Dalam perburuan bakat blockchain di
seluruh dunia, IBCOL menggabungkan kepraktisan kompetisi kasus dengan
budaya pemecahan masalah terbuka dari hack-a-thons, di mana para
peserta mengirimkan whitepaper seperti konferensi akademik dan
implementasi proyek batu penjuru.
Penyelenggaraan final IBCOL 2021
dimulai pada 8-10 Oktober 2021.
Collin menuturkan, lebih dari 50
negara ikut IBCOL 2021 yang digelar secara online karena masih ada
pandemi Covid-19.
Ia memaparkan, bagaimana
berkompetisi di IBCOL 2021. “Salah satu misi IBCOL adalah untuk
mendukung keberlanjutan dan kedewasaan dalam blockchain dengan
bekerja sama dengan akademisi, industri, dan mitra pemerintah.”,
ujarnya.
Terutama bekerja dengan siswa
sekolah menengah dan tinggi, IBCOL memberikan pendidikan dan
pelatihan tentang merancang solusi blockchain yang lengkap.
“IBCOL didirikan sejak 2017 silam
pada puncak gelembung cryptocurrency. Sementara sebagian besar dunia
terganggu oleh ide-ide yang disalahpahami atau penipuan langsung,
IBCOL adalah salah satu dari sedikit yang berani mengabaikan
keuntungan jangka pendek untuk pengembangan jangka panjang dari
ekosistem blockchain. Di tahun keempatnya IBCOL 2021 akan diadakan
secara online di zona waktu GMT+8. Negara-negara yang berpartisipasi
dapat mengirimkan hingga 12 proyek dalam simposium tiga hari pada
bulan Juli,” ungkapnya.
Mengapa menggunakan blockchain?
Jawabannya adalah sebagai teknologi kepercayaan, blockchain akan
menghasilkan nilai 3,1 miliar USD di semua vertikal industri.
Negara-negara di seluruh dunia
secara langsung dan implisit membentuk strategi pembangunan nasional
seputar blockchain.
Collin juga menjelaskan mengenai NASI Token yang dia ikutsertakan dalam IBCOL 2021.
“NASI bertujuan untuk menjadi pertukaran data terdesentralisasi dengan ekosistem yang membawa simetri data ke semua pemain dalam rantai pasokan beras sambil mendorong peserta untuk terus mengambil bagian dalam siklus yang baik. Nilai utama data berasal dari keakuratannya - karena lebih banyak data yang divalidasi melalui indikator kualitasnya yang bersumber dari kerumunan, ketangguhan dan permintaan data secara keseluruhan juga akan meningkat dari waktu ke waktu.”
Mengapa masalah ini penting?
“Menurut PBB, populasi global diperkirakan akan mencapai 9,7 miliar pada 2050 mendatang dan dapat mencapai puncaknya hampir 11 miliar pada sekitar tahun 2100. Meningkatnya permintaan dari populasi yang terus meningkat berarti dampak tak terelakkan dari perubahan iklim dan pembangunan komersial nilai tanah, yang diterjemahkan menjadi perusakan habitat alami, seperti sawah. Akibatnya, inefisiensi dan salah urus dalam rantai pertanian merupakan tantangan yang rumit bagi generasi berikutnya," jelasnya.(Khoer_Azis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar