KAB.TANGERANG.Bhayangkaramerdeka.co.id - Mahasiswa Pertanian Bogor yang berjumlah 8 orang menyambangi lahan tidur yang dikelola oleh para warga sekitar khususnya para pensiunan dan terdampak PPKM, Sabtu (17/7/2021).
Pak Warjo salah seorang pengelola lahan yang berada di wilayah kelurahan bojong nangka kecamatan kelapa dua itu menjelaskan tanah yang dikelola oleh teman temanya seluas sekitar 2 hektar. Tanaman yang ditanam rata rata tanaman yang tidak memerlukan banyak air dan tidak perlu perawatan khusus seperti singkong, ubi, pisang dan beberapa tanaman lain.
Selama ini petani dadakan tersebut belajar dari you tube untuk itu kedatangan para mahasiswa disambut sangat baik, harapan mereka akan mendapatkan ilmu bertani dan berternak yang benar.
Rombongan mahasiswa di antar dan didampingi oleh ketua Rw 028 Bapak Sukino.
" di Bonang hampir 60 persen telah pensiun, kegiatan memanfaatkan lahan tidur ini sangat baik untuk pensiunan, selain menyehatkan badan, menyalurkan hoby juga bisa menghasilkan uang," jelas pak Sukino.
Menurut pengakuan pak suwarjo pernah panen ubi satu setengah ton.
" Kami akan mengadakan sepetak tanah untuk dijadikan lahan praktek kepada adek adek, karena kami perlu pelajaran langsung bukan teori. Karena kalau teori banyak di you tube" kata pak sujiarno salah satu pengelola kepada mahasiswa
Oktavian pimpinan regu mahasiswa menjelaskan mahasiswa yang dibawa ini dari beberapa disiplin ilmu yang berhubungan dengan pertanian dan perternakan ini akan menyerap informasi khususnya kendala yang di hadapi para petani
" kami sudah mengetahui beberapa kendala yang dihadapi petani dadakan ini yaitu air, pengetahuan pupuk dan cara menanam yang baik serta pemasarannya, selanjutnya kami akan mengundang penyuluh pertanian dari dinas " kata oktavian.
Dinas pertanian memang sudah seharusnya memberikan bimbingan sekarang karena memang dibutuhkan. Saat ini banyak korban ppkm mikro yang ingin bertahan hidup dan tetap mendapatkan rezeki, salah satunya dengan memanfaatkan lahan tidur. Jadi tidak lagi beralasan covid sehingga penyuluhan tidak bisa dilakukan. Sepanjang menjalankan prokes harusnya bisa. "toh dilaksanakan tidak banyak orang, langsung di kebun dengan panas matahari yang bisa mengeringkan corona " jelas sukino.
Dari pertemuan dikebun singkong tersebut tercetus ide untuk mengelola hasil pasca panen seperti membuat kripik singkong atau makanan olahan lain. Karena selama ini hasil panen diambil oleh tengkulak. dan pemasaranya minta dibantu camat atau lurah untuk ditembuskan keperusahaan perusahaan diwilayah kerjanya untuk makanan ngemil karyawannya.
Menurut keterangan ketua Rw 28 yang dikelola para pensiunan bukan hanya pertanian tapi juga perikanan. Mereka merasa sehat dan segar tidak stres besok mau ngapain.
"Sebelum para mahasiswa dan penulis bubar dibekali singkong dan ubi. Alhamdulillah," pungkasnya.
(agus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar